THE FINAL COUNTDOWN:
Hari Akhir di Taman Hidup
Akhirnya...
Setelah bertahun-tahun, keputusan itu datang juga. Lagi-lagi, saya akan kehilangan sesuatu. Untuk tujuan baik (Insya Allah), tapi tetap saja rasa dingin dan sepi timbul dalam hati. Mungkin karena saya sadar, bahwa dengan langkah ini, saya akan kehilangan (lagi) tempat dimana saya (pernah) 'berakar'...tempat bernaung selama ini yang (dulu pernah) hangat dan aman.
Betapapun tempat itu sering berasa seperti neraka dunia; tapi disana juga saya merasa jutaan kasih sayang yang tulus; Tempat saya dibentuk menjadi manusia seperti saya sekarang.
Dan saya akan sangat kehilangan masa-masa itu; tempat itu. Tidak akan ada lagi suasana hangat seperti dulu, tidak akan ada lagi dua pasang lengan yang siap menyambut saya disana, tidak akan ada lagi obrolan dan tawa di meja makan besar. Hilanglah sepotong hidup saya, meninggalkan banyak ruang kosong dalam hati.
Lagu 'the end of the world"pun terasa tidak cengeng lagi.
Tapi saya tidak boleh jadi cengeng (lagi). Saya harus tetap hidup. Berakar di tanah yang baru, dengan orang-orang yang (semoga) akan selalu membuka lengannya untuk menyambut saya. Saya harus bisa menumbuhkan kehangatan dan kasih sayang, di tanah yang baru; menemukan dan membangun dunia baru (mirip colombus)...dunia milik kami sendiri. My own la-la-land.
(Feb 3rd 2006, 12:47am)
No comments:
Post a Comment